Selasa, 11 Oktober 2011

The Thing That I Always Wondering

Pada waktu ini, dimana jalanan udah mulai sepi, kebanyakan orang udah tidur, ayam juga pada tidur! (Ok, abaikan yang satu tadi). Gue suka berfikir tentang 'Hal apa sih yang bisa bikin orang seneng?'.

Rasanya gue pengen banget jadi bintang iklan sabun mandi. Tau kan? Yang tadinya gue keliatan begitu lusuh, gembel, tiba-tiba aja setelah pake produk sabun itu, gue berubah menajadi seonggok manusia ganteng berbadan wangi semerbak bunga kuburan.


And i think that, kayak nya sabun bisa jadi alternatif buat hidup gue keliatan lebih seneng. It Should Mean Something.


Waktu menjelang Akhir kelas tiga SMA dulu, kehidupan gue dan temen-temen gue bakal di tentukan oleh dua hal. Yak! Lulus Ujian Nasional dan tembus USM (Ujian Saringan Masuk) Universita Negeri.

Temen-temen gue kayak nya bakal keliatan seneng banget kalo sampe bisa keterima di HI - UGM, FIKOM - UNPAD ata Kedokteran - UI.
But the trouble is: MASUK PERGURUAN TINGGI ITU ENGGAK GAMPANG!!! Peluangnya, untuk orang yang IQ-nya terkubur di inti bumi kaya gue ini, kecil banget.

So, buat gue masuk Perguruan Tinggi Negeri itu bisa disimpulkan 'Setahun Penuh Ngesot Di Aspal'. Karena emang harus sampe ngesot-ngesotan untuk bisa masuk ke Universitas Negeri.

Mendekati Tes USM tersebut, nyokap gue jadi lebih Over Protective, nyuruh gue untuk lebih Intens belajar, gak boleh keluyuran malem-malem, pokoknya dijaga banget deh!. Dan semua temen gue mendadak jadi Freak! ada yang sibuk baca-baca buku, ikut les bimbel tambahan diluar sekolah, sementara gue cuma duduk-duduk ganteng aja di kantin. Bukanya gak mau berusaha, gue cuma ingin memasrahkan semuanya pada yang kuasa. Prinsip yang gue pegang ketika akan menentukan masa depan ini : ' masuk ya syukur, gak masuk ya woles aja'.

Gue bukan Typical orang yang selalu ingin memaksakan kehendak, memacu kemampuan melebihi impian. Dan dengan berbekal prinsip Woles tadi, gue akhirnya resmi jadi Mahasiswa Perguruan tinggi Swasta di Jakarta.

Dan kebetulan gue baru aja mulai kuliah perdana beberapa waktu yang lalu. Belum banyak yang gue lakukan di awal-awal kuliah ini. Paling kalo lagi ada kelas itu, gue lebih sering bereksperimen, kaya meneliti: 'Lebih asin mana? Upil dari Bolongan idung sebelah kiri atau kanan?'.
Atau ketika ada kelas ilmu statistik yang mesti menghapal rumus, menghitung angka mengunnakan kalkulator yang tombolnya lebih banyak dari kalkulator pada umumnya, ujung-ujungnya gue cuma membuat gambar ini pada screen kalkulator tersebut

( . ) ( . )


Waktu gue dan temen-temen gue di sambut oleh kelas Bahasa Inggris, kebetulan waktu itu gue pertama kalinya dapet kelas Bahasa inggris di tingkat kuliahan, semua temen gue udah mulai panik dalem ruangan di lantai tiga salah satu gedung dikampus gue. kita semua menebak kalo dikelas ini pasti akan ada sesi 'Introduce Your Self' nya, sama kaya baru-baru masuk SMA dulu. Dan yak! Bener aja begitu dosenya masuk kita disuruh memperkenalkan diri kita masing-masing sambil stand up in front the class.


Petir bersahutan, daun-daun pohon jati berguguran, MAMPUS GUE!!!

English Language gue masih berantakan, takut dan malu campur aduk jadi satu.
Temen-temen sekelas gue pasti jago-jago nih.

Dosen pun duduk, sambil melihat deretan nama Mahasiswa baru di kertas Absen.


'Alright Class !, introduce your self start from the front!'
Suara dosen memecah keheningan kelas.

Temen gue yang tau kalo sesi pengenalan diri ini dimulai dari barisan depan, medadak pindah semua kebarisan belakang
Gue yang agak sedikit telat berfikir tetep duduk ganteng di depan dosen.

satu-persatu temen gue berdiri memperkenalkan diri meraka masing-masing di depan kelas

'My Name Is Anton' kata temen gue kalem 'I Live di jakarta deket International Airport of Halim' sambung Anton belepetan. Anjis! Gue kira cuma gue doang yang bakal ngomong belepetan, ternyata masih ada mahasiswa mabok bahasa Inggris selain gue. Akhirnya gue kebagian memperkenalkan diri dan Yak! dengan sedikit compang-camping gue sukses memper (malu kan) kenalkan diri.

'Now, it's your turn ladies, introduce yourself!'
suara merdu dosen memecah keheningan kembali.

sekarang giliiran para cewek-cewek dikelas gue untuk memerkenalkan diri.

'Hai Guys! my name is Dini' kata Dini, temen gue, kalem.
'Hai' sambut temen-temen yang lain dengan penuh kegaduhan

'ok Dini, now, let me ask you about 'why you choose IISIP to continue your studies?'
tanya Dosen pada Dini.

Hening mendadak

Gue diem, Dini diem, semua temen gue diem, kecuali si anton yang gak habis pikir kenapa bisa sebegitu ngehenya dia saat sesi pengenalan diri tadi, kasian anton.

'Because . . . ' Dini menghentikan pembicaraanya

Dosen gue menyemangati dini , satu kelas menunggu Dini dengan penuh pengharapan seperti melihat seorang ibu yang sedang berjuang dalam proses melahirkan anaknya.

'Because i . . . i mau jadi Reporter' gubrak!!!! satu kelas cekikikan . . .

dosen gue yang gak bisa denger jelas omongan Dini menanyakan kembali, 'excuseme Dini, i can't hear what you've said, repeat it please!'

'Reporter mom' Dini berucap dengan penuh penekanan
'What Harry Potter?' dosen gue menyambung
'REPORTER !!!' Dini membenarkan asumsi ngaco si dosen

Jeglek!!! kelas kembali rame, semua temen gue ketawa lagi.

Suara, anton yang paling dominan kedengaran, dia ngerasa bahwa ada seonggok manusia yang kisah peng-introduce-an dirinya lebih ngehe dari kisah dia tadi, anton bener-bener ketawa puas.

Dan kelas bahasa Inggris pun berakhir dengan tawa temen-temen sekelas gue.
kita semua berhamburan keluar kelas.

Gue Bersiap untuk pulang, bergegas menuju statsiun kereta Lenteng Agung menjemput KRL tujuan Bogor, yang akan mengantar gue kembali ke peraduan gue yang sebenarnya, Yak! Rumah, tempat nyokap gue menunggu dengan harap-harap cemas kepulangan anaknya ini dari kampus. Tempat dimana saat gue pulang, nyokap selalu menjamu gue dengan teh manis hangat, Tempat dimana saat gue pulang, nyokap selalu menyambut gue dengan antusias 'Wah anak mamah udah kuliah nih yeee'.

Hujan pun turun beringas saat gue memacu langkah menuju Stasiun.


Hemmm gue selalu suka bau tanah kering bercampur aroma hujan yang membasahinya.

Ada Romantisme tersendiri yang hujan tunjukan, entah apa. Mungkin itu datang dari percampuran rasa cemas untuk segera berteduh di Veron stasiun, atau pengharapan agar dapat melihat pelangi seusai hujan turun.

Akhirnya gue tiba di stasiun, membeli secarik karcis KRL Ekonomi tujuan Bogor.

gue menyusuri veron stasiun kereta sembari melihat-lihat bangku kosong untuk sekedar gue duduki sambil menunggu kereta yang belum transit di stasiun ini.

Gue duduk.

Menyeka keringat yang bercapur air hujan di kening gue, merebahkan badan pada tiang-tiang penyangga veron stasiun yang mulai karatan.
Mendengarkan playlist lagu di handphone gue sambil nyanyi-nyanyi sumbang yang tersamarkan oleh bunyi rel kereta ditempa hujan.

Gue seneng saat gak bisa denger suara gue sendiri, saat di bungkam tanpa sengaja, saat itu pula, percikan hujan membawa gue kembali merenung, merenung sendiri dibalik kacamata gue yang berembun. Hujan membawa kembali renungan itu.

Renungan tentang 'Hal apa yang sih yang bisa bikin orang seneng?'

Seperti kata Haruki Murakami dalam bukunya Kafka On The Shore:

“It's like Tolstoy said. Happiness is an allegory, unhappiness a story.”

Dan yang gak gue sadari adalah, antusiasme nyokap yang begitu berlebih melihat anaknya menempa pendidikan di Universitas adalah Hal yang selama ini gue cari, The thing that i always wondering.

Sebegitu excited dan terharunya nyokap ngeliat anaknya pake almamater yang gak semua orang bisa pake.

Dan untuk sementara waktu, inilah kesenangan yang selama ini gue cari-cari.