Senin, 18 Maret 2013

Suatu pagi, dikota hujan.

Selamat pagi...

Win, dingin berderai sejak semalem. kaya gak ada bosennya mencipta basah dan lembab huuu. apakabar Bandung mu? gue harap elu hangat disana,  gak kaya gue disini yg meringkuk dipojokan kamar deket sama colokan, berselimut rindu yang menderu-deru. *tsaaaaaaaaaaahhh

Gue rindu lengkung 8 cm bibir lu itu.. maaf soal gue yang selalu buat elu menunggu, gue juga udah memaafkan kesamaan tentang elu yg sama-sama suka membuat gue menunggu :)). actually, you don't need to read the first line at this letter, elu gak akan pernah kehilangan pesan yg ingin gue sampaikan. hahahah maaf yak kalo gue suka menggoda kesabaran elu, maaf kalo gue selalu merubah senyum menjadi cemberut.

Gue lagi membayangkan alis lu yg meninggi satu ketika baca tulisan ini, lalu tangan lu menggaruk kepala yang padahal enggak gatel. pikiran lu terbang jauh sambil bertanya "apa pula maksudnya nih?". Biarin... bingung yang lu rasakan belum lebih hebat dibanding rindunya gue yang udah berangkat duluan ke Bandung sana.

Gue rindu menikmati hujan berdua, sore itu. melawan dingin yang semesta tawarin dengan dua mangkuk indomie plus satu piring nasi. berkali-kali elu timpali dengan candaan elu yang khas. hati gue bersorak-sorai dalam gempita paling mesra, apa elu merindukanya juga? bueheheheh

Dan saat ini gue mau menyibukan diri buat belajar how to spell L.O.V.E dengan sebenar-benarnya pada satu nama, nama mu.

Bogor, 19 maret 2013

Big Love,
Agie.




Minggu, 17 Maret 2013

Kepada kamu, dengan senang hati.

Kepada kamu,
Dengan senang hati.

Aku senang mencintaimu, senang bertemu lagi dengan kamu, senyum-senyum gemes. dan terkejut, selalu terkejut dengan 'apa yang baru dari kamu?'. aku senang deg-deg-an cuma untuk nunggu kamu online. and when your name pop up on my chat, aku menaruh laptop diatas bantal, tengkurep, nyengir, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu, agar kamu tertawa, disana.


Aku senang ketika nanamu nongol di inbox handphone dan senang pula ketika harus memakan waktu lama untuk sekedar membalasnya, menghapusnya, menyusun kata sedemikian rupa. aku senang mencintaimu, semua detail yang aku ucapkan, tuliskan, kirimkan, ke kamu menjadi sangat penting, seolah-olah mesti tanpa cacat. atau aku bisa saja kehilangan kamu.


Aku senang ketika gak bisa menerjemahkan semua kode kamu, apakah pertanyaan dan pernyataan kamu itu sekedar pancingan atau sesuatu yang mungkin saja bisa aku salah artikan? aku senang ketika harus memikirkan kamu dulu sebelum tidur, dan kembali deg-deg-an, aku pasrah. aku senang ketika harus begini terus semaleman.


Aku senang ketika tangan kamu menggenggam tanganku, saat dimana kamu mencoba melihat sesuatu di handphone yang sedang aku pegang. Oh, aku senang ketika tangan kita saling menggenggam, aku berhenti bernafas sejenak, merasa canggung, salah tingkah, pengen lari yang jauh. Aku senang ketika secara desperate, aku memaksa mencari-cari apa kesukaanmu, senang ketika aku tahu bahwa kamu bisa aja sempurna, bisa aja tanpa cela, dan aku benar-benar jatuh hati kepadamu.


Aku senang mencintaimu. Demi Tuhan, aku senang. karena, didalam deg-deg-an ini, dibalik semua rasa kangen, terkejut, canggung, gemes, harap-harap cemas yang bergumul didalam dan kemudian meletup pelan-pelan...

Aku mencintaimu,
Dengan senang hati.