Selasa, 01 Desember 2015

Iga, Ema, dan perdebatan tentang nanti


"Ga, apa jadinya kalau nanti kita tak bisa terus bersama?"
"Kamu tak perlu membicarakan soal nanti yang belum tentu terjadi."
"Iya, tapi..."
"Tak perlu banyak tapi ma, tak baik untuk pikiranmu."
"Aku serius iga!"
"Pun aku ema!"
"Andai nanti semua itu terjadi, apa yg akan kamu lakukan?"
"Entah, berhentilah berandai-andai tentang nanti, aku menyayangimu. Sederhana bukan?"
"Maaf iga, aku hanya takut kita berpisah
"Kamu yang menciptakan rasa takut mu sendiri."
"Aku hanya tak ingin kita saling membenci pada akhirnya, ga."
"Ema, kita tak tau dan tak akan pernah tau apa yang akan terjadi esok, lusa atau nanti.
Jagalah apa yang kita punya sekarang, hanya itu yang bisa kita lakukan.
Hingga nanti tercapai semua tujuan yang kita inginkan.
Berdamailah dengan diri dan perasaanmu sendiri.
Semoga kita tak sedang berjudi ketika mencoba peruntungan tentang memilih hati."
"Pikiranku tak pernah bisa lepas dari pertanyaan ini,
setiap kali aku merasa bahagia bersamamu"
"Sudahlah ema, berhentilah memikirkan apa yang membuatmu takut.
Cukuplah kamu fokus dengan apa yang membahagiakanmu"
"Iga, aku hanya tak siap jika nanti aku benar-benar kehilangan kamu"
"Ma, kamu ini ngomong apa sih? Bahkan saat ini aku sedang bersamamu,
menikmati semuanya bersama-sama"
"Sebab itulah aku takut ga, takut saja jika nanti aku kehilangan kamu"
"Ema, aku memang tak bisa menjanjikan kamu apa-apa.
Tapi ini yang bisa aku sampaikan, aku menyayangimu dan itu sungguh-sungguh.
Maka sekuat tenaga akan aku upayakan untuk menjaga apa yang ada diantara kita
agar rasa tetap sama seperti pertama jumpa.
Akan ku kemas semuanya dengan rapih agar aku bisa menyayangimu setiap hari, lagi dan lagi.
Aku memang tak melulu membuatmu bahagia.
Tapi perkenankan lah aku untuk selalu menemanimu bagaimanapun keadaanya."
"Iga.."
"Ya?"
"Jangan pergi, ya?"
"Hey! ma, aku disini menjagamu dan tak akan kemana-mana"
"Tapi, ga.."
"Ema, berhentilah mempermasalahkan tapi.
Sederhanakan lah pikiranmu dan jalani saja semuanya, bebaskan keraguanmu.
Nikmatilah apa yang seharusnya kita nikmati sekarang.
Ketakutanmu lah yang justru akan menghancurkan dirimu sendiri.
Mulailah menyayangiku tanpa perlu berdebat soal nanti.
Dan aku akan selalu menyayangimu tanpa tapi.
Karena semua yang kita lakukan adalah tentang hari ini. Bukan nanti."
"Entahlah iga, aku hanya..."
"Tenanglah sayang..."

Lalu iga meletakan ciuman di bibir perempuanya.
Mengulumnya dengan gentle hingga lidahnya pun terpagut
dan menyentuh langit-langit mulut ema.
Dia membiarkan ema memejamkan matanya
seraya membiarkan sesuatu bergejolak didalam dadanya.

"Membuatmu diam jauh lebih baik
dari pada harus bergelut tentang perasaan.
Terlebih tentang nanti yang tak perlu kamu takuti."

Gumam iga dalam hati..

2 komentar: